Nasehat Untuk Yang Suka Menghina dan Yang Merasa Dihina


Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, washolatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbih. Amma ba’du:

Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah ta’ala merahmatimu..
Seorang muslim adalah seorang yang baik keyakinan, perkataan dan perbuatannya. Perhatikanlah bagaimana Allah membuat suatu permisalan seorang muslim..

Allah ta’ala berfirman: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrohim 24, 25)

Akar yang teguh adalah iman, cabangnya adalah amal shaleh dan buahnya adalah akhlaqul karimah.

Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam Al Adabul Mufrad (no.360), dari hadits Ibnu Umar rodhiyallohu’anhuma, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Beritakanlah kepadaku tentang sebuah pohon yang permisalannya adalah permisalan seorang muslim, yang memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya, yang daunnya tidak pernah jatuh?!”  Maka terbetik dalam fikiranku bahwa pohon itu adalah kurma, akan tetapi aku tidak suka untuk berbicara sementara disana ada abu bakr dan umar.  Ketika keduanya tidak berbicara, maka Nabi bersabda: “pohon itu adalah kurma.”  Maka ketika aku keluar bersama ayahku, aku berkata: wahai ayah! Terbetik dalam diriku bahwa pohon itu adalah kurma. Dia (umar ) berkata: apa yang menghalangimu untuk mengatakannya? Andaikan engkau mengatakannya itu lebih aku sukai dari pada demikian dan demikian. Dia (Ibnu Umar  ) berkata: tidak ada yang menghalangiku untuk mengatakannya melainkan aku melihat engkau dan Abu Bakr tidak berbicara maka aku tidak suka. –selesai-

Maka tidak sepantasnya seorang muslim menjadi orang yang kotor keyakinan, ucapan dan perbuatannya.

Allah ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurot 11, 12)

Allah ta’ala berfirman: Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda: “Orang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak pula orang yang suka melaknat, tidak pula orang yang keji dan tidak pula orang yang kotor perkataannya.”  (Ash Shahihah: 320)

Sahabat Ali pernah ditanya tentang seseorang yang berkata kepada saudaranya: Hai fasik! Hai orang jelek! Maka beliau berkata: itu kekejian, ada hukum ta’dzir padanya dan tidak ada hukum had padanya. (Irwa’ul Ghalil: 2393)

Dari Al Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya riba yang paling buruk adalah sikap seseorang yang menjatuhkan kehormatan saudaranya. (Ash Shahihah: 1871)

Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: “Aku tidak suka menirukan seseorang dan bahwa aku memiliki ini dan itu”. (Shahih Sunan Abi Daud: 4080)

Berkata Al Munawi (Faidhul Qodir): yaitu aku berbuat seperti perbuatannya atau aku mengatakan seperti perkataannya dalam rangka menampakkan kekurangannya.

Maka jelaslah dari sini bahwa merendahkan seorang muslim adalah dosa besar, wajib bagi pelakunya untuk taubat dan mengembalikan kehormatan saudaranya tersebut.

Dan bagi saudara yang disakiti oleh temannya, ana nashihatkan untuk menjadi orang yang sabar.

Allah ta’ala berfirman: Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha melihat.

Jadilah orang yang pemaaf agar Allah ta’ala memaafkan kesalahan kita.

Allah ta’ala berfirman: Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Wallahu A’lam bish Showab. Wa Shallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.

Penulis: Al-Ustadz Abu Ubaidah Al-Ghandary Hafidzahullah